Senin, 16 Februari 2015

Sedikit cerita dari Gn. Papandayan ( 24 - 27 Desember 2014 )

Di penghujung tahun 2014 lalu, tepatnya malam natal. Kita-kita segerombolan manusia bosan Jakarta sudah stand by di Terminal Kampung Rambutan untuk melarikan diri dari tempat super sibuk ini.

Hari itu berasa Jumat sekali. Jalanan jakarta musuhan banget sama pegawai di jam pulang kantor. Ya maklum, besoknya natal. Untuk gue yang jam pulang kantornya macem PNS, perjalanan pulang gue kerumah tidak begitu terganggu. Sehingga jam 6 sudah duduk manis packing dirumah. 

By the way, Ini kali pertamanya gue akan naik gunung, tanpa ditemani guide gue paling setia sepanjang hidup yang tak lain dan tak bukan adalah Mustofa. Jadi segalanya akan gue persiapkan sendiri walaupun tetep perlengkapannya dateng dari dia semua. *SAYA BISAH!


Pukul 23:00 kita semua sudah berkumpul, tidak ada yang kurang sedikitpun. By the way, perjalanan kali ini saya ditemani oleh Imey, Hendro, Ka Abim, Jihad, Ka dikha, Bang Adit, Ka Reza, Ka Taufik, Ka Ce, Isal dan Sinta. Jam 24:00 bis kita sudah mulai meluncur menuju Terminal Guntur, Garut. Bis jalan, mata kita terbenam. ZzzzzZzZzzz

Wah akhirnya, kita mendarat dengan badan ngeretek di Terminal Guntur. Ini bis rongsok abis! harga Rp 52.000/orang tidak sesuai dengan harapan kita. HAH! Sembari yang lain cari sarapan, gue dan ka abim belanja logistik di Pasar tidak jauh dari situ. 

Gue sedikit shock! Ini apa gue yang gak pernah ke pasar atau emang harga-harga di pasar sonoh yang berbeda dengan disini? 
Belanja seabrek-abrek cuma abis sekitar Rp 50.000. This is insane!! * Lompat dari pager makan tanaman*

Selesai ini itu, kita cuss ke Cisurupan menggunakan angkot full musik "Sakitnya tuh disini & Goyang Dumang" dangdut makarena. Jarak terminal Guntur sampai Cisurupan tidak terlampau jauh, kira-kira sekitar 30 menit. Karena si abang supir terlalu kedangdutan sehingga ngebuuuy nyetirin mobilntya. Sampai di Cisurupan, kita pack ulang tas untuk memasukan sisa logistik yang baru saja di beli di Pasar Guntur dan berganti mobil ac alam bak menuju camp david. ( Oiya maaf ya saya tidak terlalu engeh berapa-berapa untuk naik angkot maupun mobil bak menuju camp david ini, karena saya cuman bendahara. Kebagian ngeluarin duit doang. Bagian negosiasi saya berikan kepada ka Abim dan ka Dikha)

Camp David
We're ready !
Sampai di camp david. Kita cuci cuci mata muka dulu, sebelum mulai naik. Biar agak segeran dikit. Masa mau liat pemandangan indah, kita mukenye sayu. Aduh gak banget deh gais!
Perjalanan dimulai, cuaca saat itu cukup cerah dan berangin. Sebenarnya agak gila juga, lagi musim ujan naik gunung. Akan nyusahin diri sendokir, tetapi apapun cuaca nya akan kita hadapi demi melihat keindahan gunung-gunung di Indonesia! *Langsung diangkat jadi duta pariwisata*

Cuaca cerah di awal perjalanan
Siang menjelang sore, kita sampai di Pondok Seladah, tempat kita buka tenda. Rencana awalnya kita akan stay selama dua malam disana. Well, let see that plan gonna happen or not.. *Ketawa sambil kayang*
3 Tenda sudah berdiri kokoh, 1 tenda berdiri seadanya. Mengapa begituuuu, karena kerangkanya aneh! HAHAHA
Cowo-cowo beres-beres, cewe-cewe masak-masak. Wangi sop dan tempe goreng sudah menggelitik perut kami. Tanpa babibubebo, makanan jadi langsung sikat habizz.

Meja Makan beralas Polybag
Selesai makan, enaknya bobo-bobo santay di tenda sambil nunggu makan malam. Tapi apa daya, mungkin yang lain pun sudah lelah dan rintik hujan mulai menemani malam kita. Akhirnya kita masak sendiri-sendiri di tenda masing-masing utk mengisi perut. Malam, Hujan, di gunung. Dinginnya luar biasa, rasanya pengen api-apiin tangan pakai korek. Korek kuping. ( BLAH!)

Tak lama terdengar teriakan,
"SESUATUUU YAAHHHHHHH"

eh bukan..

"Woy ada babi, ada babi!"
GLEK! Spontan melek, bangunin kadika dan Isal yang satu tenda sama gue,
"dimanaaa?"
"Depan tenda lu ki!"
WHAT THE ?!?!?
Langsung khayalan, tenda diseruduk babi, mulai mendatangi pikiran gue.. Gosh help us!
Bunyi grusak grusuk, plus suara kunyahan, sepertinya dia sedang melahap sesuatu. Diintiplah oleh kawan tenda sebelah. Rupanya benar, doi lagi makanin kacang dan beberapa mie logistik yang ada didepan tenda gue.
Ternyata doi cuman laper, gak berapa lama dia balik keasalnya. Katanya sih dia memang akrab dengan beberapa pendaki yang camp disitu, alias gak galak. By the way, his name is Omen. ( macem tikusnya Dono)

Menghabiskan semalam, rasanya masih kurang ( Walaupun diterpa hujan baday ). 2 malam kita habiskan merefresh pikiran dan badan *rencananya* tapi yang didapat malah tambah stress karena hujan gak berenti sehingga tenda banjir. HAAHAHA KESIAN

Tapi semua itu bisa kita kalah dengan pemandangan super epic sunrise dari Pondok Saladah..

Sunrise Pondok Saladah
Let's eat yow!
Perjalanan inipun banyak menambah segala hal. Menambah pengalaman, menambah teman, menambah kebersamaan dan menambah rencana-rencana naik gunung selanjutnya.
CIAAAWWW!

Salam, RIMBA. HUH HAH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar