Selasa, 30 Desember 2014

Tangerang Vacation - Mengunjungi Pasar Lama Tangerang

Haloooo semuanyaaa..
Kembali lagi dengan maisy disini... ya disiniii...

( Kenapa ya saya selalu mengawali tulisan dengan bernyanyi. Bakat kayaknya jadi penyanyi..)

Kali ini saya akan memberikan cerita pengalaman saya mengunjungi tangerang citiihhhhh beybeehhhh.
Ceritanya terinspirasi oleh kedua mavrih dan mavroh kesayangan saya, VinaMufli ( Wah tulisannya udah cocok banget buat di undangan ) yang beberapa waktu lalu mengunjungi Pasar Lama Tangerang di malam hari untuk sekedar mencicipi kuliner disana. Akhirnya saya dapat ide, kenapa tidak saya susuri daerah tersebut dari siang sehingga (mungkin) bisa lebih mengetahui lagi seluk beluk tempat tersebut.



Jalanlah saya bersama teman seperjalanan saya, Mas mus kesana. Kita akan kesana menggunakan Commuter Line Jabodetabek dan memulai perjalanan dari stasiun Pasar Minggu.
Biaya parkir motor di Pasar Minggu untuk jam maksimal Rp 6.000 saja. Jadi tenang kalau mau menitipkan motor dari pagi sampai malam.

Untung saja kita berdua punya uang tunai elektronik yang sekarang lagi ngetop untuk bisa digunakan dalam perjalanan kereta Jabodetabek. Jadi, kita tak perlu repot mengantri membeli tiket.
Tidak lama kereta yang kami tunggu, tujuan Stasiun Duri datang. Suasana kereta saat itu ramai lancar ( Jalan raya kaliiiii ) jadi ramai tapi lancar gituu. Tidak membutuhkan waktu lama, kaki kita berdua sudah menapak di Stasiun Duri. Tempat dimana kita transit untuk naik kereta ke arah tangerang. Lumayan panas cuaca saat itu, padahal waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.
Nungguin kereta kencana di stasiun Duri 
Tak lama yang kita tunggu datang, rangkaian kereta terlihat semakin mendekat dan siap kembali mengangkut penumpang yang ingin ke tangerang. Sore itu lumayan banyak manusia yang ingin menuju tangerang, dengan membawa banyak plastik-plastik besar ( Mungkin abis belanja-belanja cantik di Tanah Abang). Sepanjang perjalanan, saya hanya menikmati pemandangan diluar sambil sesekali mengobrol dengan teman perjalanan saya. 30 menit berlalu, akhirnya kita sampai di stasiun tangerang. Vakansi dimulaiiiiiii!!

Tangerang Culinary Night di Sore Hari

Tempat pertama yang kita cari adalah.... Indomaret!! Haus mbak, mas. Perjalanan antar kota antar provinsi loh ini. Setelah memuaskan dahaga, kita berjalan setapak demi setapak mencari Kedai Es Buntin yang terkenal di internet itu. Sebenarnya sudah dikatakan bahwa kedai es ini berada di dekat kelenteng Boen Tek Bio, yang sudah kita temukan. Tapi entah kenapa, mungkin kita kurang awas dengan letaknya yang sebenarnya berada didepannya. ( What the? Kita sungguh sangat kurang pintar)

Suasana pasar lama tangerang
Sungai Cisadane

Tak ketemu dengan apa yang dicari, kita berjalan memutari kawasan Pecinan Tangerang atau yang dikenal dengan Cina Benteng. Suasana nya sepi, padahal masih sore. Karena perut kita sepertinya sudah menunjukan tanda-tanda lapar, akhirnya kita ngemil-ngemil lucu dulu di Kedai Roti Bakar 88. Tempatnya lumayan besar, dan dapat menampung kurang lebih 50 orang. Ada 2 pemandangan yang disuguhi oleh kedai ini, melihat jalan raya di pinggir Sungai Cisadane atau melihat aktifitas orang-orang di jalan Kisamaun. Selesai mengemil ria disana, kita lanjutkan jalan-jalan keliling kawasan itu. Berfoto-foto di depan Klenteng salah satu yang harus kita dilakukan disana.

Ngemil sambil digangguin banci
Selfie didepan salah satu klenteng yang ada disana
Melihat jam, wah masih ada waktu ashar. Kita memutuskan untuk sholat dulu di Mesjid yang letaknya tidak jauh dari jalan keluar stasiun Tangerang. Sempet agak bingung juga pas mau sholat di dalam masjid ini, karena sedang di renovasi jadi kita musti muter-muter ke bagian belakang untuk masuk kedalam. Sayangnya saya lupa nama masjidnya. (Mungkin ada yang bisa bantu... ayo siapa???). Selesai sholat, kita bergegas menuju ke Sate ayam terkenal di seantero Pasar Lama Tangerang..... DUKCESS!
Sate Ayam H. Ishak. Endeeesss!

Sate Ayam H. Ishak. Konon sate ayam ini emang enaknya pool! Sangat banyak orang yang sedang menikmati santapan itu disekitar gerobak penjualnya, tempat makannya pun sederhana sekali. Hanya kursi kayu panjang dipinggiran. Karena letaknya dekat dengan toko bunga, jadi makan sate sambil wangi-wangi bunga gitu macem dikuburan... (Hiiiiiiiiii) Porsinya sih biasa, cuma dagingnya itulohhh sebesar rumah 4 M! (CIYUUSS) Engga deng. Tapi untuk ukuran sate yang biasanya saya makan, ukuran daging sate itu memang sedikit lebih besar dan enak benjed.


Perut kenyang, dihari yang semakin petang, dengan hati yang senang kita kembali berjalan menuju stasiun Tangerang untuk segera kembali menghadapi nikmatnya ibukota tercinta. Perjalanan singkat di hari ini, sudah cukup membuat semangat lagi untuk 5 hari kedepan di kantor. Sampai jumpa di jalan-jalan berikutnyaaaa..
Mari tidur di Commuter Line!

Keep travel!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar